Peran Perawat dalam Membimbing Ibadah bagi Pasien

بسم الله الرحمن الرحي

Perawat adalah salah satu tenaga medis yang paling banyak berinteraksi dengan pasien secara langsung walaupun secara tidak langsung hingga saat ini masih banyak pasien atau bahkan keluarga pasien yang mengesampingkan atau bahkan memandang rendah profesi perawat ini. Padahal sebagai profesi yang paling banyak berhubungan dengan pasien, perawat memegang kunci penting dalam memberikan informasi mengenai kondisi kesehatan pasien kepada dokter untuk diambil langkah penanganan yang lebih lanjut. Perawat merupakan penolong utama klien dalam melaksanakan aktivitas penting guna memelihara dan memulihkan kesehatan klien atau mencapai kematian yang damai.

Islam menaruh perhatian yang besar sekali terhadap dunia kesehatan dan keperawatan guna menolong orang yang sakit dan meningkatkan kesehatan. Kesehatan merupakan modal utama untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya.

Tugas seorang perawat, menurut H. Afif, menekankan pasien agar tidak berputus asa apalagi menyatakan kepada pasiennya tidak memiliki harapan hidup lagi. “Pernyataan tidak memiliki harapan hidup lagi” untuk seorang muslim tidak dapat dibenarkan. Meski secara medis tidak bisa lagi ditangani, tapi Allah bisa saja memberikan mukjizat kepada pasien tersebut dengan menyembuhkannya. Perawat harus memandu pasiennya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT hingga kondisinya semakin saleh yang bisa mendatangkan “manjurnya” doa.

Tidak hanya sebatas memberikan pengobatan secara fisik melainkan juga pengobatan psikis (kejiwaan) pasien. Menurut Dra. Suharyati Samba, perawat memiliki kedudukan yang amat penting karena satu-satunya tenaga kesehatan yang secara 24 jam dituntut untuk selalu di samping pasien. Kebutuhan dasar manusia dalam pandangan keperawatan meliputi biologi, psikis, sosial, dan spiritual hingga fungsi perawat untuk membantu pasien.

Allah berfirman :

“Dan orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebgaian yang lain. Mereka menyeruruh  (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah yang munkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan RasulNya”(Q.S. At-Taubah :71)

Barang siapa yang berkeinginan untuk diselamatkan oleh Allah dari bencana pada hari kiamat, maka bantulah orang yang dalam kesulitan/hindarkan kesulitannya (HR. Muslim).

Cara dan Peran Perawat dalam Membimbing Ibadah Pasien adalah sebagai berikut :

1. Membimbing Pasien untuk Wudhu atau Tayamum (Thaharah)

i5

Perawat harus mapan dalam membantu pasien untuk bersuci sebelum melaksanakan ibadah. Thaharah hukumnya wajib berdasarkan Al-qur’an dan sunah.

Allah SWT berfirman :

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak mengerjakan salat, maka basuhlah muka kalian dan tangan kalian sampai dengan siku, dan sapulah kepala kalian, dan (basuh) kaki kalian sampai dengan kedua mata kaki.” (Al-Maidah:6)

2. Mengingatkan dan Membimbing Pasien Sholat Apabila Telah Tiba Waktunya

i8

        Dalam keadaan sakit, kaum muslimin dibagi menjadi dua golongan yang berkenaan tentang kewajiban shalat yang harus dilakukannya sebagai seorang muslim, pertama enggan melaksanakan shalat karena alasan sakitnya dan kedua memaksakan diri shalat layaknya ketika masih sehat sehingga  sakitnya tambah parah atau tidak kunjung sembuh.

Syari’at Islam dibangun di atas dasar ilmu dan kemampuan orang yang dibebani. Tak ada satupun beban syari’at yang diwajibkan kepada seseorang di luar kemampuannya. Allah azza wa jalla sendiri menjelaskan hal ini dalam firman-Nya:

لاَ يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS.al-Baqoroh: 286)

Allah SWT  juga memerintahkan kaum muslimin untuk bertaqwa sesuai dengan kemampuan mereka. Allah berfirman :

فَاتَّقُوا اللهَ مَااسْتَطَعْتُمْ

“Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu” (QS. At-Taghobun: 16)

        Orang sakit yang tidak mampu melakukan shalat berdiri dan duduk, cara melakukannya adalah dengan cara berbaring, boleh dengan miring ke kanan atau ke kiri, dengan menghadapkan wajahnya ke arah kiblat. Ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dalam hadits ’Imran bin al-Husain radliyallahu’anhu:

”Shalatlah dengan berdiri, apabila tidak mampu maka duduklah dan bila tidak mampu juga maka berbaringlah.” (HR. Al-Bukhori no.1117)

Dalam hal ini perawat harus mampu membimbing praktek sholat bagi pasien yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan pasien. Orang yang sakit tidak boleh meninggalkan sholat wajib dalam segala kondisi apapun selama akalnya masih baik.

3. Mengingatkan Pasien Bahwa Sakit adalah Ujian Allah SWT

i3

Allah SWT yang menguasai tubuh kita memberikan karunia kesehatan lahir dan bathin. Bersabar ketika diuji sakit dan bersyukur ketika dikaruniai sehat. Karena ada kalanya seseorang yang diuji sakit terhina karena ketidaksabarannya dan dikala sehat terhina karena ketidaksyukurannya. Sabar adalah kegigihan kita untuk selalu berada di jalan yang Allah sukai.

Oleh karena itu, sebagai perawat kita sebaiknya memberi pengertian  kepada pasien bahwa sakit adalah ujian dari Allah SWT. Dan Allah tidak pernah memberikan ujian kepada umatnya diluar batas kemampuan umatnya. Sebagai perawat kita harus memotivasi pasien untuk lebih sabar dalam menghadapi cobaan yang Allah SWT berikan

“Jadikan sabar dan sholat sebagai penolongmu”. Hal itu tercantum dalam (Q.S Al-Baqarah 153) yang artinya “Wahai orang – orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat, sesungguhnya Allah beserta orang – orang yang sabar”.

4. Membimbing dan Membaca Kitab Suci Al-Quran secara Bersama-sama

images1

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al ‘Ankabuut, 29 : 45)

Menurut penelitian, membaca al-quran akan membuat hati menjadi tenang dan tentram serta dapat dihindarkan dari gangguan penyakit jiwa. Sebaiknya kita membimbing pasien untuk membaca al-quran secara bersama-sama. Dan sebaiknya juga kita menjelaskan ayat-ayat al-quran tentang kesembuhan.

5. Membimbing Pasien untuk Berpuasa

i9

Berpuasa mempunyai banyak manfaat. Selain memperlancar pencernaan, puasa juga dapat mengatasi stress. Puasa berarti mengistirahatkan saluran pencernaan (usus) beserta enzim dan hormon yang biasanya bekerja untuk mencerna makanan terus menerus selama kurang lebih 18 jam. Dengan berpuasa, organ vital ini dapat istirahat selama 14 jam.

Namun penderita penyakit menahun atau penyakit ganas seperti kanker atau penyakit hati yang berat, tidak dianjurkan untuk berpuasa, karena berisiko terjadi penurunan gula darah (hipoglikemia), akibat cadangan glikogen hati sangat berkurang. Pada orang normal tidak akan menjadi masalah jika kadar gula sangat turun.

6. Mengingatkan Pasien untuk Selalu Berdzikir kepada Allah

i6

        Keadaan batin pasien yang tidak stabil, selalu berprasangka buruk dengan apa yang Allah ujikan kepadanya. Sebagai perawat profesional kita harus mampu membimbing pasien agar selalu mengingat Allah agar batin menjadi lebih tenang dan tidak berprasangka buruk terhadap apa yang pasien hadapi.

Allah berfirman :

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”(Ar-Ra’d:28)

7. Menceritakan Kisah Nabi-Nabi yang Mendapat Ujian yang Berat

i

“Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya).” (Al-Quran Surah. Sod: 44)

Setelah Nabi Ayub AS menderita penyakit kronik dalam jangka masa yang cukup lama, dimana sahabat dan familinya (keluarganya) telah melupakannya, maka baginda telah menyeru kepada Rabbnya, “(Ya Rabbku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” (Surah Al-Anbiya’: 83). Dikatakan kepadanya, “Hentakkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum.” (Surah Sod: 42). Nabi Ayub AS telah menghentakkan kakinya, maka memancarlah mata air yang dingin kerana hentakan kakinya tersebut. Dikatakan kepadanya, “Minumlah darinya serta mandilah.” Nabi Ayub AS melakukannya, maka Allah Ta’ala menghilangkan penyakit yang menimpa batinnya dan lahirnya.

Kemudian Allah mengembalikan kepadanya, keluarganya, hartanya, sejumlah nikmat serta kebaikan yang dikurniakan kepadanya dalam jumlah yang banyak. Dengan kesabarannya itu maka baginda merupakan suri teladan bagi orang-orang yang sabar, penghibur bagi orang-orang yang mendapat ujian atau ditimpa musibah serta pelajaran berharga bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran.

8. Mengingatkan Pasien untuk Bersyukur Akan Kesembuhannya

i7

        Setelah pasien sembuh, perawat juga sebaiknya memgingatkan kepada pasien untuk bersyukur. Karena kesembuhan itu datangnya dari Allah SWT. Karena kita harus selalu bersyukur atas nikmat sehat yang telah Allah berikan kepada kita.

Doa Untuk Tetap Mensyukuri Nikmat Allah SWT – Doa Nabi Sulaiman AS

doa
“Rabbi Auzi’ni An Asy-kura Ni’matakal-lati An ‘Amta `Alayya Wa `Ala Waalidayya Wa An A’mala Solihan Tardoohu Wa Adkhil-Nii Bi Rohmatika Fii `Ibaadikas-Soolihiin”.
“Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”. (An-Naml 27:19)

 

Referensi :

Al-qur’an

Hadist

http://carapedia.com/pengertian_definisi_perawat_info2107.html

majalah as-Sunnah edisi 12 th XII, Rabiul awwal 1430 H/ maret 2009 M hal.40-44

http://ekonomisyariat.com/fikih-umum/sholat-orang-yang-sakit.html